KLIK SAYA DONK

Kamis, 24 November 2011

Qadafi, Keturunan Yahudi Tapi Benci Israel

image Suaranews - Qadafi dibesarkan dalam angin padang pasir yang keras. Dia lahir di suatu tenda Badui, di gurun pasir dekat kota Sirte, pada 7 Juni 1942. Ayahnya berasal dari suku kecil keturunan Barber Arab, yaitu Qadafa. Nama Qadafi diambil dari nama kampung tempat kelahirannya.
Ia merupakan anak bungsu dari sebuah keluarga miskin yang sering berpindah-pindah tempat atau nomaden. Ibunya seorang Yahudi yang mulai memeluk agama Islam sejak berusia sembilan tahun. Artinya, Qadafi merupakan seorang Yahudi menurut runtutan Judaisme.
Dia mengawali pendidikan sekolah dasar hingga menengah pertama di lingkungan madrasah tradisional. Kemudian, ia bersekolah di SMA Sebha di Fezzan dari 1956 hingga 1961. Qadafi dan sekolompok kecil teman-temannya yang dia temui di sekolah ini, kemudian membentuk kepemimpinan utama dari sebuah kelompok revolusioner militan yang kelak merebut kekuasaan Libya.
Tumbuh saat dunia Arab sedang bergolak, Qadafi cilik menyerap semua konflik itu ke jagat kecilnya. Di Palestina, konflik berlarut-larut setelah Yahudi membentuk negara Israel pada 1948, Dia juga larut dalam gelora nasionalisme Arab yang diteriakkan pemimpin Mesir Gammal Abdul Nasser pada 1952.
Sejak menimba ilmu di madrasah, Qadafi kecil menaruh minat besar pada pelajaran sejarah. Usai menamatkan SMA, pada 1961 Qadafi dikeluarkan dari wilayah Sebha karena aktifitas politiknya. ia pun meninggalkan Sebha dan melanjutkan kuliah di Universitas Libya, hingga sarjana muda pada 1963.
Qadafi muda menyadari tak cukup bekalnya untuk menggulingkan kekuasaan raja dan memiliki pengaruh jika dia tetap sebagai orang sipil. Ia pun mengikuti tes masuk ke Akademi Militer di Benghazi pada 1963. Ia lulus dan mulai menjalani pendidikan sebagai taruna militer. Di Libya pada saat itu, menjadi tentara adalah peluang emas untuk bisa memperbaiki taraf hidup bagi keluarga kurang mampu.
Selama dalam lingkungan akademi militer, Qadafi membentuk sebuah kelompok rahasia yang bertujuan menjatuhkan monarki Libya yang pro-Barat. Ia mengajak beberapa rekannya dalam kelompok rahasia tersebut. Begitu juga saat mengikuti pendidikan lanjutan militer di Inggris dan Yunani pada 1966, ia mempelajari ilmu politik.
Ia betul-betul terinspirasi dari Kolonel Gamal Abdul Nasser, seorang negarawan yang populer di Mesir, yang naik ke takhta kepresidenan dengan meminta persatuan Arab dan menghujat Barat. Sebaliknya, ia membenci Raja Idris. Qadafi muda malu melihat negara Arab, yaitu Mesir, Suriah, dan Yordania, kalah perang dengan Israel di tiga front pada 1967.
Dia semakin geram karena Raja Idris hanya berpangku tangan melihat sesama bangsa Arab dipermalukan Israel dalam Perang Enam Hari. Di situ tekadnya kuat: menggulingkan Raja Idris. Ia pun bertekad mengganti sistem pemerintahan dan mengganti nama negaranya menjadi Republik Rakyat Libya Arab Sosialis Raya (Great Socialist People Libyan Arab Jamahiriya). Nama itu merupakan konsep Qadafi, yakni pemerintaha yang memungkinkan rakyat mengatur dirinya sendiri dengan tanpa adanya lembaga legislatif ataupun eksekutif.(ARNA/AP/Suaranews)

Tidak ada komentar: