Sesungguhnya
Tuhanmu mengetahui bahwasanya kamu berdiri (shalat) kurang dari dua
pertiga malam, atau seperdua malam atau sepertiganya dan (demikian pula)
segolongan dari orang-orang yang bersama kamu. Dan Allah menetapkan
ukuran malam dan siang. Allah mengetahui bahwa kamu sekali-kali tidak
dapat menentukan batas-batas waktu-waktu itu, maka Dia memberi
keringanan kepadamu, karena itu bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al
Qur’an. Dia mengetahui bahwa akan ada di antara kamu orang-orang yang
sakit dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian
karunia Allah; dan orang-orang yang lain lagi berperang di jalan Allah,
maka bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Qur’an dan dirikanlah
sembahyang, tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada Allah
pinjaman yang baik. Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu
niscaya kamu memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang
paling baik dan yang paling besar pahalanya. Dan mohonlah ampunan
kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS
73:20)
Ada suatu pertanyaan menarik, yaitu : “Jika kita tidak pernah melakukan dosa dan tidak pernah melakukan pahala kemanakah kita setelah mati?”. Misalkan : Orang cacat mental sejak lahir atau mati saat belum mengenal dosa/pahala.
Jadi ingat deret angka lagi : (tak terhingga)…-3,-2,-1,0,1,2,3..(tak terhingga).
Anggap saja :
0= tempat tanpa dosa/pahala
- -1=neraka teratas
- (- tak terhingga)= neraka terbawah/Jahanam
- 1=surga terendah
- (+ tak terhingga)=surga teratas/Eden/Firdaus
Jika seseorang tanpa dosa dan pahala
seumur hidup tentu secara deret angka dia akan menempati 0, Jadi tentu
neraka atau surga itu ditentukan atas dosa atau pahala kita.
Dalam Al-Quran Allah menyuruh kita
mendirikan shalat tapi tidak mengatakan bahwa orang yang tidak shalat
itu dosa (maaf kalau aku salah), Allah hanya menekankan pentingnya
penegakan shalat sebagai ibadah utama, penyucian diri, ketakwaan dan
perbuatan baik. Dosa atau tidak Allah yang akan memutuskan.
Mengapa Allah tidak mengatakan tidak
shalat itu dosa?. Hal itu karena surga dan neraka kita peroleh karena
amalan kita, apakah amalan kita lebih banyak dari dosa kita.
Menurutku dosa itu sesuatu yang bersifat
kejahatan yang membuat orang lain dirugikan. Sedangkan Allah Maha Kaya
dan tidak merasa dirugikan meski kita berpaling dariNYA. Karena ibadah
itu buat kita bukan buat Allah.
Jadi Allah menekankan tidak hanya
sebatas “tidak ada paksaan dalam beragama” tapi sebenarnya juga “tidak
ada paksaan dalam beribadah (shalat)”. Tapi jika anda shalat tentu itu
akan sangat berguna bagi anda untuk bekal di akhirat nanti. Karena
pahala shalat itu pahala yang paling utama dari sekian banyak model
ibadah.
Dalam kondisi normal bisa saja anda
berusaha untuk tidak shalat dan tidak berbuat jahat selama hidup anda.
Tapi menjaga kondisi quo itu tidak mudah. Anda akan lebih mudah untuk
tidak shalat sepanjang hidup daripada tidak melakukan kejahatan. Karena
melakukan shalat itu lebih berat umumnya daripada berbuat maksiat yang
lebih mudah.
Jadi ketika anda udah melakukan
kemaksiatan, bagi anda yang sadar dan punya iman terpaksa atau tidak
harus shalat agar bisa menghapus dosa anda. Dengan perkataan lain jangan
sampai dosa anda lebih besar dari pahalanya.
- Katakanlah kepada hamba-hamba-Ku yang telah beriman: Hendaklah mereka mendirikan shalat, menafkahkan sebahagian rezki yang Kami berikan kepada mereka secara sembunyi ataupun terang-terangan sebelum datang hari (kiamat) yang pada hari itu tidak ada jual beli dan persahabatan (QS.Ibrahim:31)
- Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji (zinah) dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat lain) Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan (al-‘Ankabut : 45)
- Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan (Maryam: 59)
- Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh-kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir, kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat, yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya (al-Ma’arij : 19-23)
Ibadah merupakan hubungan religius
antara manusia kepada Allah dalam pengertian yang luas. Semua aktifitas
yang ditujukan kepada Allah dapat dikatagorikan sebagai ibadah. Tapi
mengapa shalat mempunyai nilai lebih?.
Apa yang kita lihat dari shalat, yaitu
gerakan badan dan ucapan ayat serta doa dalam setiap gerakannya. Kaum
muslim memahami shalat sebagai perpaduan Jasmani (gerakan) dan Rohani
(bacaan shalat).
Terkadang ada paham yang hanya
menekankan pada bacaan. Mereka hanya membaca-baca ayat dan memuji-muji
Allah dengan bacaan tanpa melakukan gerakan shalat.
Tentu hal ini hanya setengah dalam beribadah. Terkadang ada juga paham
yang hanya menekankan ibadah fisik seperti sedekah dan sejenisnya tanpa
shalat sampai-sampai shalat bisa diganti dengan menyedekahkan uang. Hal
ini tentu juga hanya setengah dalam beribadah.
Pujian dan sedekah memang perlu tapi itu
bukan ibadah utama kepada Allah tapi ibadah tambahan. Jadi mengapa
harus melakukan dua-duanya secara bersamaan dalam melakukan ibadah utama
(Shalat)?.
- Ada dosa Ruhani, semisal : berburuk sangka,menipu, memfitnah, berfikir jelek dll
- Ada dosa Jasmani, semisal : Mencuri, membunuh, menganiaya dll
Dosa Ruhani dibersihkan secara ruhani
(bacaan ayat) dan dosa Jasmani dibersihkan secara fisik (gerakan
ibadah). Jika kita menyucikan dosa Jasmani hanya dengan cara beramal dan
mengabaikan shalat seumur hidup tentu kurang afdol. Begitu juga
penyucian dosa Ruhani. Karena Shalat itu cara berhubungan dengan Allah
yang lebih intim.
Itulah mengapa paham yang melakukan
penyatuan dengan Allah cuma lewat pujian atau bacaan ayat-ayat kepada
Allah (mengabaikan shalat) dinilai sangat kurang. Juga paham yang hanya
menekankan ibadah hanya ibadah fisik semisal berderma, bersedekah dll
(mengabaikan) shalat juga dinilai sangat kurang.
Dan
(ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat
berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. Dan jadikanlah sebahagian
maqam Ibrahim tempat shalat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim
dan Ismail: “Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang
i’tikaf, yang ruku’ dan yang sujud” (QS 2 :125).
Hai
orang-orang yang beriman, ruku’lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah
Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan.(QS
22:77)
BY WEDUL SHERENIAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar